Selamat datang di berkaspengetahuan.com, blog ilmu pengetahuan yang berbagi dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan membahas tentang Bulan. Beberapa poin utamanya adalah Pengertian Bulan, Teori Terbentuknya Bulan, Fungsi Bulan, Rotasi, dan Revolusi Bulan, juga Fase Bulan. Semoga ilmunya dapat bermanfaat.
A. PENGERTIAN BULAN
Nama untuk satelit alami Bumi adalah Moon yang berasal dari mone (sekitar 1380) yang juga berkembang dari kata moone (1135, berasal dari kata bahasa inggris kuno mona (sebelum 725). Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa inggris modern adalah lunar, berasal dari bahasa latin Luna. Sebutan lainnya yang kurang umum adalah selenic, dari bahasa Yunani Kuno Selene yang kemudian menjadi dasar penamaan selenografi ( Studi mengenai permukaan dan ciri-ciri fisik Bulan ).
Bulan berbentuk bulat, bertekstur kasar dan berlubang akhibat tumbukan benda luar angkasa. Bulan memiliki diameter 3.474 km dengan massa 0,012 massa Bumi dan massa jenisnya 3,4 gram/cm3. Jarak rata-ratanya ke Bumi sekitar 384.403 km atau sebanding dengan 30 kali diameter Bumi.
Bulan bukan hanya sekedar penghias langit dimalam dan penerangan saat Matahari tenggelam. Bulan adalah satu-satunya stelit alami Bumi, bukan buatan manusia yang mengorbit Bumi dan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri, cahayanya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Objek yang dikenal sebagai satelit Bumi ini merupakan salah satu anggota tata surya yang senantiasa mengelilingi planet ketiga dari Matahari ini. Bulan juga merupakan satelit terpadat kedua setelah lo yang merupakan satelit Yupiter. Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat keerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Udara, air terlebih lagi kehidupan tidak terdapat di Bulan. Namun, pada Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air yang melewati permukaan Bulan. Uap air tersebut hanya bertahan 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil2. Ternyata setelah diusut oleh para ilmuan, endapan es setebal dua meter ditemukan di beberapa kawahnya, demikian laporan beberapa peneliti dalam satu dari dua studi yang memperlihatkan bukti adanya air di Bulan.
Dalam satu dari dua studi yang disiarkan, Paul Spudis dari Lunar and Planetary Onstitude di Huston dan rekannya menganalisis pesawat antariksa India, Chandrayaan, untuk mendapatkan bukti mengenai mendapat bukti mengenai endapan es di beberapa kawah yang selamanya tertutup bayang-bayang di Bulan.
B. TEORI TERBENTUKNYA BULAN
Pembentukan Bulan memiliki banyak teori yang masih saja menjadi perdebatan. Berikut teori-teori pembentukan Bulan.
1. Teori Co-Akresi
Seorang astronom Prancis bernama Edouard Roche mengusulkan teori pembentukan Bulan yang bernama teori Co-Akresi. Teori ini bercerita bahwa Bulan tercipta karena terkondensasi dari materi kemudian berputar seperti awan debu panas yang menciptakan Bumi. Awan debu panas ini perlahan terkontaksi kemudian mendingin membentuk cincin gas disekelilingnya. Cincin Gas tersebutlah yang membentuk Bulan. Masalahnya, hipotesis ini tidak mampu menjelaskan momentum sudut dalam sistem Bumi-Bulan atau mengapa Bulan memiliki inti besi yang relatif kecil dibandingkan Bumi sedangkan logikanya jika Bulan dan Bumi terbentuk dari gas yang sama maka kandungannya pun seharusnya sama. (25% dari jari-jarinya sedangkan Bumi 50%dari jari-jarinya)
2. Teori pembelahan (Fisi)
George Darwin putra dari ilmuan terkenal Charles Darwin penulis “Origin of Species” pada tahun 1878 mengumumkan Teori Fisi. Darwin menyimpulkan bahwa Bulan secara bertahap bergerak menjauh. Darwin mulai mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika saja waktu diputar kembali. Seperti menjalankan film dalam hitungan mundur. Darwin juga menyimpulkan bahwa dahulu Bulan bersatu dengan Bumi. Sebagian kecil dari Bumi terpisah kemudian membentuk Bulan. Namun, putaran Bumi dan orbit bulan tidak sesuai dengan pola yang diprediksi oleh teori fisi ini. Bumi akan berputar lebih cepat untuk memperhitungkan tingkat rotasinya sekarang ini.
3. Teori Penangkapan (Capture)
Pada tahun 1909 Thomas Jefferson Jackson See telah menhabiskan waktu menganalisis hipotesis baik co-Akresi maupun Fisi. Tetapi Thomas mengembangkan ide yang sangat berbeda yaitu teori Penangkapan (Capture). Teori ini menyatakan gravitasi Bumi menarik Bulan yang terbentuk di tempat berbeda dalam tata surya kemudian sedang berjalan dari bagian yang jauh dari tata surya. Tapi kemudian bergerak terlalu dekat dengan Bumi sehingga ditangkap oleh gravitasi Bumi. Skenario penangkapan inilah yang menarik astronot Appolo membawa batu bulan ke Bumi. Mineral di dalamnya ternyata mirip dengan yang ada di mantel Bumi(sama sekali tidak asing). Namun teori ini tidak dapat menjelaskan perbedaan kandungan besi antar Bumi dan Bulan. Kelemahannya juga tidak ada penjelasan mengenai media penolak bagi objek sebesar Bulan sehingga tidak menabrak Bumi.
Dari beberapa teori yang sudah tersebut diatas yang masih saja diragukan, terpecahkan dengan model yang satu ini. Model apakah dia? Check it out
4. Teori Tubrukan Besar
Pada tahun 1974 muncul teori yang menyatakan Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Mars bernama Theia bertubrukan dengan Bumi. Tabrakan ini cukup besar sehingga menyebarkan maetri pecahan Bumi dan Theia di sekitar Bumi. Materi tersebut kemudian saling terikat oleh gravitasi, dan membentuk Bulan. Pembuktian ini dilakukan dengan mempelajari rasio antara isotop, seperti oksigen, titanium, silikon dll. Menurut model tubrukan ini, Bulan sebagian besar terbentuk dari materi Theia antara 70-90 persen sementara sisanya berasal dari bumi.
Kini ilmuan menyimpulkan Bulan terbentuk dengan rasio 50-50 antara materi Bumi dan Theia. Namun begitu teori ini masih harus ditopang dengan bukti-bukti lainnya. Masih ada beberapa pertanyaan yang masih belum bisa dibuktikan mengenai model yang paling diakui ini. Energi dari dampak tubrukan diperkirakan dapat memanaskan Bumi yang menghasilkan lautan magma, tapi tidak ada bukti perbedaan permukaan yang dihasilkan dari materi yang lebih berat yang tenggelam ke dalam mantel Bumi. Saat ini tidak ada model yang serupa diawali dengan tubrukan besar dan diikuti dengan evolusi puing-puingnya menjadi Bulan.Tantangannya adalah untuk menjelaskan mengapa sisi luar Bulan yang tidak terlihat oleh kita dari permukaan Bumi lebih banyak gunungnya dari sisi permukaan Bulan yang dapat dilihat. Pertanyaan lainnya mengapa Venus yang juga mengalami tubrukan besar saat proses pembentukannya tidak memili Bulan yang serupa? Ataukah ada unsur “tabrak lari” dengan impactor (penabrak) besar yang melaju cepat sehingga setelah menabrak Bumi,ia meruntuhkan mantel Bumi yang unsurnya serupa dengan unsur Bulan?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadi PR penting para ilmuan yang masih berkutat dengan bukti-bukti yang ada. Intinya Bulan sebenarnya masih memiliki misteri yang sampai saat ini belum bisa dipecahkam.
C. FUNGSI BULAN
Bulan bukan hanya sebagai pajangan untuk menghiasi malam di Bumi. Pembaca sekalian pasti akan sangat bersyukur jika tau fungsi utamanya. Berikut fungsi bulan bagi Bumi kita :
- Melindungi Bumi dari hantaman benda langit seperti komet dan asteroid.
- Mengontrol kecepatan rotasi suatu planet karena eefek gravitasional tidal wave. Dalam sejarah Bumi, efek ini memberikan keuntungan kepada Bumi karena menurut perhitungan fisika, bulan memperlambat rotasi Bumi, yang dulunya Bumi berotasi dengan cepat (Bumi-Bulan saling menyeimbangkan kecepatan).
- Menyeimbangkan perputaran siklus air laut yang menyebabkan pasang surut.
- Meteor yang menuju ke Bumi diblok atau dialihkan melalui gravitasi Bulan serta gaya magnetik Bulan.
- Memblokir radiasi sinar ultraviolet yang berefek buruk bagi tubuh.
- Membantu kita melihat di malam hari
Bumi (dan planet lainnya) tidak sempurna menghindar tanpa resiko. Bumi memaksakan gesekan dalam perputaran bulan, Bulan juga memaksakan gesekan dalam perputarannya di Bumi. Jadi , jaraknya dalam sehari meningkat beberapa milisekon setiap abad.
Pada awalnya bulan hanya berjarak 23.000 km dari bumi, tapi sekarang ini jarak Bulan ke Bumisekitar 384.400 km. Hal ini menunjukkan bahwa dimasa yang akan datang Bulan akan semakin jauh lagi dan akan tampak semakin kecil di langit. Bahkan suatu saat bisa saja Bulan tidak lagi dapat menutupi Matahari saat terjadi Gerhana.
Kemungkinan terburuknya Bulan menghilang. Mudah sekali diprediksi bahwa akan timbul kekacauan. Efek yang akan muncul bersifat sementara namun sangat berpengaruh yaitu hilangnya pengaruh kendali dari Bulan. Hal ini menyebabkan laut pun ikut kehilangan kendali. Bersamaan dengan menghilangnya Bulan, Bumi akan terlempar keluar dari orbitnya karena didorong oleh energi yang tersisa sesaat sebelum Bulan menghilang. Juga akan terjadi perubahan orbit Bumi terhadap Matahari sehingga menyebabkan perubahan musim yang sangat ekstrim.
Nah, pembaca sekalian, coba anda renungkan betapa besar fungsi Bulan yang selama ini mungkin kita anggap sepele.
D. ROTASI DAN REVOLUSI BULAN
Pengamat khusus di bumi memperhatikan bahwa pada dasarnya bulan menjaga kesamaan sisi untuk berhadapan dengan planet kita sebagaimana Bumi melintasi orbitnya. Hal ini bisa saja menimbulkan satu pertanyaan, apakah bulan berotasi? Jawabannya adalah ya, namun itu nampaknya berlawanan dengan apa yang mata kita amati. Rotasi Bulan adalah perputaran Bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Bulan mengitari Bumi sekali dalam setiap 27.322 hari. Perputaran ini setidaknya memerlukan kurang lebih 27 hari untuk bulan berotasi sekali dalam porosnya. Akhirnya, bulan tidak tampak berputar tetapi muncul jika diamati dari Bumi. Ilmuan menyebutnya sebagai rotasi sychronous.
Sisi Bulan yang secara terus-menerus menghadap Bumi dikenal sebagai sisi terdekat. Sisi berlawanan atau “sisi belakang” adalah sisi yang terjauh. Terkadang, sisi yang jauh ini disebut sisi gelapnya, tetapi itu tidaklah benar. Ketika Bulan berada di antara Bumi dan matahari, selama tahap bulan baru, sisi belakang bulan tampak saat fajar.
Walaupun demikian, orbit dan rotasi tidak selalu sama. Bulan mengitari Bumi dengan obit yang elips, tidak bulat sepenuhnya. Ketika bulan sangat dekat dengan Bumi, rotasinya lebih pelan dari jalannya menuju ruang angkasa, mengijinkan para pengamat untuk melihat tambahan 8 derajat ke sisi timur. Ketika bulan sangatlah jauh, rotasinya lebih cepat, jadi kecondongan 8 derajat terlihat ke arah barat.
Jika kita dapat melintas disekitar sisi jauh bulan sebagai astronot appolo 8 sekali saja, kita dapat melihat perbedaan mencolok permukaan dari apa yang kamu lihat biasanya. Ketika sisi dekat bulan dihaluskan daratan gelap besar yang dibentuk oleh lava lava solid yang bergerak(terbang) dan pegunungan cahaya bulan, sisi jauh terlihat mempunyai banyak kawah.
Periode perputaran bulan tidak selalu sama dengan orbit disekitar planet. Gravitasi bulan mempengaruhi pasang surut air laut di Bumi, seperti gravitasi Bumi mempengaruhi bulan. tetapi karena Bulan mempengaruhi lautan, Bumi menarik keraknya, membentuk pasang pada titiknya terhadap Bumi.
Gravitasi dari Bumi menarik pasang besar terdekat, mencoba untuk menjaganya tetap sama. Hal ini membuat gesekan pasang yang memelankan perputaran Bulan. Ketika tiba saatnya, perputaran sangatlah pelan sampai orbit dan rotasinya sama, dan sisi yang sama tampak menjadi pasang, selamanya berpusat pada Bumi.
Bulan tidak hanya satelit yang mengalami gesekan dengan planet induknya. Banyak Bulan yang lain di tata surya yang tampak tidal dengan pasangannya. Seperti Bulan terbesar, hanya Bulan dari planet saturnus Hyperion, yang mana berputar tidak sempurna dan berinteraksi dengan bulan yang lain, tidak sesuai pasangnya.
E. FASE BULAN
Dalam satu kali berotasi, bulan memerlukan waktu yang sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Revolusi merupakan gerakan (peredaran) Bulan yang mengelilingi Bumi. Waktu yang diperlukan Bulan untuk berevolusi adalah 27 hari 7 jam 43,2 menit. Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena sinar Matahari juga berubah-ubah Perubahan bentuk bulan itu disebut fase bulan. Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami 8 fase. Apabila dirata-ratakan, setiap fasebulan berlangsung selama 3-4 hari. Berikut pembagian 8 fase-fase revolusi Bulan :
1. Fase 1 (Bulan Baru/New Moon)
Sisi Bulan yang menghadap Bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, Bulan tidak terlihat. Fase ini terjadi di hari pertama dimana Bulan berada diposisi 0 derajat.
2. Fase 2 (Sabit Muda/Waxing Crescent)
Selama fase ini, kurang dari setengah Bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara berthap akan lebih besar. Fase ini terjadi di hari keempat dimana Bulan berada di posisi 45 derajat. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak melengkung seperti sabit.
3. Fase 3 (Kuartal III/Third Quarter)
Bulan mencapai tahap ketika tampak setengah lingkaran. Fase ini terjadi di hari ke delapan dimana Bulan berada di posisi 90 derajat.
4. Fase 4 (Waxing Gibous)
Awal fase ini ditandai saat Bulan setengah, bagian yang tampak akan lebih besar. Pada hari kesebelas, Bulan berada pada posisi 135 derajat dan terlihat seperti cakram (Bulan cembung)
5. Fase 5 (Full Moon)
Pada fase ini, Bulan berada pada sisi berlawanan dengan Bumi dan cahaya Matahari sepenuhnya terkirim ke Bulan. Fase ini terjadi di hari ke empat belas, Bulan berada pada posisi 180 derajat. Pada posisi ini, Bulan terbentuk sempurna (lingkaran penuh) disebut juga Bulan Purnama.
6. Fase 6 (Wanning Gibous)
Dimana bagian yang tampak akan semakin kecil secara bertahap. Fase ini terjadi di hari ketujuh belas, Bulan berada pada posisi 225 derajat. Penampakannya kembali seperti cakram.
7. Fase 7 ( Kuartal I/ First Quarter)
Setengah dari Bulan terlihat. Fase ini terjadi di hari kedua puluh satu, Bulan berada tepat pada posisi 270 derajat. Penampakannya sama seperti Bulan pada fase 3 atau Kuartal III
8. Fase 8 ( Sabit Tua/ Waning Crescent)
Sebagian kecil dari bulan terlihat. Fase ini terjadi di hari kedua puluh lima. Bulan berada pada posisi 315 derajat. Penampakannya sama seperti pada posisi 45 derajat. Bulan tampak seperti sabit.
Fase ini akan terus berulang, Bulan akan kembali ke kedudukan semula yaitu Bulan mati atau Bulan Baru.
Nah itulah postingan berkaspengetahuan.com kali ini tentang Bulan, semoga ilmunya dapat bermanfaat. Apabila masih ada yang belum dimengerti, sahabat bisa menanyakannya melalui kotak komentar di bawah ini. Terimakasih telah berkunjung di softilmu, jangan lupa follow dan komentarnya. :)